Tukang Ojek Pengkolan, sinetron yang fenomenal

Siapa yang tak kenal sinetron tukang ojek pengkolan? sinetron yang sering disingkat dengan TOP ini menjadi salah satu sinetron paling sukses. Tayang di salah satu televisi swasta terbesar di Indonesia, dengan jam tayang yang ideal yaitu pada saat jam istirahat keluarga, membuatnya menjadi sangat terkenal. Sinetron ini telah memiliki ribuan episode, dan menjadi salah satu sinetron paling lama sepanjang sejarah pertelevisian Indonesia. Tercatat, sinetron ini telah tayang selama 7 tahun dengan episode perdana yang tayang tahun 2015. Sinetron ini melampaui jumlah episode dari sinetron dengan kata "Tukang" lainnya, yaitu Tukang Bubur Naik Haji yang juga tayang di TV yang sama. Di awal kehadiran sinetron ini bahkan saya tak menyangka episodenya  akan sepanjang ini. Pada awalnya, sinetron ini terkesan kalah hype jika dibandingkan sinetron preman pensiun yang sama-sama produksi MNC Pictures.

Tokoh utama dari sinetron ini yaitu Tisna Ojak Purnomo yang kalau disingkat juga menghasilkan TOP. Namun, dari ketiga tokoh ini  bisa dibilang sebenarnya perannya tak ada yang paling dominan. Ketiga nya saling melengkapi dengan tokoh lainnya juga. Bahkan pada awal pandemi, sinetron ini pernah dibuat episode spesial keluarga abi umi yang tak kalah ngehits. Dengan cerita utama berkisar kehidupan keluarga abi  umi yaitu abi ferdi, umi amira, faiz, fadil dan farhana. Sebelum akhirnya kembali dengan sinetron TOP reborn dengan peran utama ojak dan purnomo minus tisna. Beberapa saat kemudian Tisna kembali hadir, sehingga peran utamanya kembali ke formasi awal TOP. 

Cerita sinetron TOP pun sangat sederhana, berkutat sekitar kehidupan keluarga tisna, ojak, purnomo dan keluarganya serta warga kampung bebek lainnya. Jika dibandingkan sinetron-sinetron lainnya, sinetron ini jauh sangat sederhana, baik dari segi cerita, busana, gaya bahasa dan sebagainya. Tak ada pemeran yang berperan sebagai pengusaha sukses dengan perusahan besar yang sehari-hari memakai jas. Tak ada gaya bahasa yang tinggi dan susah dimengerti kaum pinggiran seperti saya. Bahkan di episode-episode awal  akting para pemainnya pun sangat sederhana, malah beberapa terlihat masih kaku. Namun seiring berjalannya waktu, aktingnya semakin membaik. Sekarang setiap tokoh dalam sinetron ini sudah dapat "menghidupkan" karakternya masing-masing. 

Namun seperti karya manusia lainnya, sinetron ini pun tak terlepas dari kekurangan. Beberapa alur cerita seringkali terasa aneh. Seperti tak danya scene malam pada sinetron ini, yang membuat sinetron ini kurang nendang. Cerita lainnya yang terkesan ngaco adalah kematian dari istri ojak dan purnomo. Bahkan ojak tercatat dua kali istrinya dimatikan dalam sinetron ini. Belum lagi permusuhan ojak dan emak sang mantan mertua yang tak kunjung membaik. Kalau mau dirinci, tentu banyak hal-hal yang mengganjal dari sinetron ini. Setidaknya, tidak ada konflik rebutan anak, donor ginjal, amnesia atau pesawat jatuh di sinetron ini. Konsep dari sinetron ini juga lebih mirip ke sitkom atau komedi situasi, sehingga kental akan nuansa komedinya. Sinetron ini juga tidak membodoh-bodohi pemirsanya dengan cerita yang super 'ajaib'. Dalam sinetron ini juga tak ada peran antagonis yang benar-benar kejam seperti bukan manusia, atau peran protagonis yang bodoh dan selalu tertindas. Tokoh antagonis dalam sinetron TOP masih masuk akal, dan tak sampai menyebabkan adegan bunuh-bunuhan ala sinetron lainnya.

Terlepas dari itu semua, sinetron ini telah mampu menghibur banyak keluarga termasuk saya. Ceritanya yang sederhana dengan drama yang tidak lebay ditambah komedi yang tidak memaksakan sangat cocok menjadi tontonan ringan nan menghibur untuk ditonton bersama keluarga. Kesederhanaan inilah yang membuat sinetron ini begitu relate bagi banyak pemirsa tv. Sinetron ini membuktikan, pemirsa tv tidak perlu disuguhi dengan sinetron yang  mengumbar kemewahan, melainkan ide cerita yang menarik.

Akhir kata semoga sinetron TOP makin sukses dan lebih menghibur lagi.


Bagikan Ke:

Komentar:

Komentar