RangkaiKata

Siapa yang tak kenal sinetron tukang ojek pengkolan? sinetron yang sering disingkat dengan TOP ini menjadi salah satu sinetron paling sukses. Tayang di salah satu televisi swasta terbesar di Indonesia, dengan jam tayang yang ideal yaitu pada saat jam istirahat keluarga, membuatnya menjadi sangat terkenal. Sinetron ini telah memiliki ribuan episode, dan menjadi salah satu sinetron paling lama sepanjang sejarah pertelevisian Indonesia. Tercatat, sinetron ini telah tayang selama 7 tahun dengan episode perdana yang tayang tahun 2015. Sinetron ini melampaui jumlah episode dari sinetron dengan kata "Tukang" lainnya, yaitu Tukang Bubur Naik Haji yang juga tayang di TV yang sama. Di awal kehadiran sinetron ini bahkan saya tak menyangka episodenya  akan sepanjang ini. Pada awalnya, sinetron ini terkesan kalah hype jika dibandingkan sinetron preman pensiun yang sama-sama produksi MNC Pictures. Tokoh utama dari sinetron ini yaitu Tisna Ojak Purnomo yang kalau disingkat juga

  "Tuntulah Ilmu Sampai ke Negeri China" Entahlah pepatah di atas apakah sesuai dengan artikel ini atau tidak, namun kondisi yang terjadi sekarang khususnya di Negara kita justru sebaliknya. Banyak orang yang justru anti pati terhadap China. Namun disadari atau tidak china begitu mendominasi dalam banyak aspek kehidupan, salah satunya dalam bidang teknologi. Bagaimanapun tak bisa dipungkiri kita memang tidak bisa terlepas dari produk-produk china. Bahkan baut dan skrup yang kecil-kecil hingga produk-produk elektronik yang canggih kebanyakan buatan china. Mungkin kita berpikir produk china jelek dan gampang rusak. Padahal kenyataannya ada juga produk china yang bagus bahkan produk no 1. Hanya saja daya beli kita mungkin memang masih belum terlalu tinggi. Sehingga kita lebih mengutamakan fitur dari pada kualitas produk. Jadi jangan di genralisir bahwa produk China jelek, hanya karena kita mampunya beli produk yang murah bukan produk China yang berkualitas. Disinilah bagaimana

Aplikasi pesan instan menjadi salah satu aplikasi yang wajib diinstall di perangkat pintar bagi hampir sebagian pengguna. Kehadiran aplikasi pesan instan seperti whatsapp, telegram, signal dan sebagainya, dalam waktu sekejap mampu menggeser penggunaan short message service (SMS). Saat ini hampir semua orang lebih memilih menggunakan aplikasi-aplikasi pesan instan dibanding menggunakan SMS. Kecuali bagi beberapa orang yang masih menggunakan feature phone yang memang tidak bisa menginstall aplikasi tersebut. Sebagian lainnya mungkin enggan menggunakan aplikasi pesan instan karena terlanjur nyaman menggunakan SMS atau malas mempelajari aplikasi baru, biasanya ini terjadi pada generasi yang lebih tua. Namun seringnya, SMS saat ini hanya digunakan untuk menerima pesan saja, itupun dari operator yang rajin mengingatkan untuk mengisi pulsa. Atau kalau tidak dari sms spam bahkan penipuan seperti mama minta pulsa. Keterbatasan fitur SMS menjadi salah satu alasan fitur ini kian ditinggalkan peng